Get me outta here!

Selasa, 09 April 2019

MAKALAH KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN OBAT-OBATAN DALAM PRAKTEK KEBIDANAN (JENIS DAN GOLONGAN OBAT, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KHASIAT OBAT)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Sejak dulu setiap orang yang sakit akan berusaha mencari obatnya, maupun cara pengobatannya. Dalam pengobatan suatu penyakit tidak selalu menggunakan obat, misalnya dipijat, dikerok dengan menggunakan mata uang logam, dioperasi, dipotong dan sebagainya. Tetapi sebagian besar menggunakan obat.  Dulu ilmu obat-obatan dan ilmu pengobatan masih dipegang oleh seorang dan dipraktekkan oleh orang-orang yang dianggap dekat dan ada hubungannya dengan dewa dan makhluk halus.
Dalam praktik tidak berdasarkan pengetahuan tentang anatomi, faal , patologi, farmakologi, farmasi. Ilmu pengobatan masih dijalankan secara spekulatif dan dipegaruhi oleh tahayul dan perdukunan (okultisme). Pemisahan antara ilmu pengobatan dan ilmu oblaat-obatan atau dengan kata  lain ilmu kedokteran dan ilmu farmasi mulai nyata terjadi pada pertengahan abad ke-9. Bahan obat telah beraneka rupa dan makin bertambah banyak serta  makin sulit pengolahannya atau penyadiaannya dan makin menyesatkan, hingga membutuhkan seorang ahli meracik obat. Macam penyakit yang ditemukan mulai banyak serta memerlukan ketekunan dalam upaya pencegahan, penyembuhan dan pemulihan, hingga memerlukan tenaga ahli pengobatan yang khusus menanganinya. Oleh karena itu, dirasa sangat perlu memisahkan ilmu obat-obatan (farmasi) dari ilmu pengobatan (kedokteran). (Anief,Moh.1995:01)
 1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa saja jenis-jenis obat dalam praktik kebidanan?
2.      Apa saja golongan obat dalam praktik kebidanan?
3.      Apa faktor yang mempengaruhi khasiat obat?

1.3         Tujuan
1.      Untuk mengetahui jenis-jenis obat dalam praktik kebidanan.
2.      Untuk  mengetahui golongan obat dalam praktik kebidanan.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi khasiat obat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1         Jenis-jenis Obat
Obat dapat diartikan sebagai setiap molekul kecil yang ketika masuk kedalam tubuh, akan mengubah fungsi tubuh melalui berbagai interaksi ditingkat molekuler. (Jordan,Sue.2003:02)
Jenis-jenis obat berikut ini:
a.       Antibiotik
Obat yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan zat atau dapat membunuh mikroorganisme lain. Menurut daya membunuh bakteri antibiotik dibagi dalam:
1.      Antibiotik spektrum ciut (narrow spectrum)
2.      Antibiotik spektrum luas (broad spectrum)
3.      Antibiotik spektrum sebagian atau khusus (part spectrum)
Mekanisme aktivitas obat ini dengan melakukan penghambatan sintesis materi-materi penting dari bakteri, yaitu:
1.      terhadap dinding sel bakteri:
Sintesis terganggu, hingga dinding kurang sempurna dan tak tahan terhadap tekanan osmose plasma, akibatnya dinding sel pecah.
(Penicillin, Cefalosporin)
2.      terhadap membran sel:
 (Nystatin, Amfoterisin B)
3.      protein sel.
(Chloramphenicol, Tetracyclin, Lincocin, gol. Aminoglikosida dan Makrolida)
4.      asam-asam inti yaitu RNA.
(Rifampisin dan Mytomicin)
Resistensi terhadap obat antibiotik, ialah obatnya tidak mampu membunuh kuman atau kumannya menjadi kebal terhadap obat.
                        Dikenal beberapa jenis resistensi, yaitu:
1.      resistensi bawaan (primer), jadi secara ilmiah.

2.      resistensi yang diperoleh (sekunder), disebabkan kontak kuman dengan obat antibiotik.
Disini timbul mutan yang memperbanyak diri dan menjadi jenis baru yang resisten. Terjadinya mutan adakalanya cepat, disebut resistensi setingkat (Streptomisin, Rifampisin) dan dapat pula berlangsung perlahan disebut resistensi banyak tingkat (Penisilin, Eritromisin dan Tetrasiklin).
Dengan cara adaptasi, kuman menyesuaikan metabolisme untuk melawan efek obat yaitu dengan mengubah pola enzimnya.
3.      resistensi episomal, tipe resistensi ini pembawa faktor genetika berada diluar chromosom (rangkaian pendukung sifat genetika).
Episom = plasmid adalah faktor resistensi, terdiri DNA (desoxynucleic acid) yang ditulari bakteri lain.
4.      resistensi silang, ialah kejadian dimana bakteri resisten terhadap suatu antibiotika dan semua derivatnya. Contoh: penisilin dengan Ampisilin, Amoksilin dsb.
1)      Benzathini Benzylpenicillinum(1)
2)      Calcii Phenoxymethylpenicillinum(2)
3)      Erythromycinum
4)      Kali Benzylpenicillinum(1)
5)      Procain Benzylpenicillinum(1)
6)      Kalii Penicillinum (sedikit ciut)
7)      Ampicillinum (sedikit ciut)
8)      Carbenicillinum (sedikit ciut)
9)      Hetacillinum (sedikit ciut)
10)  Cloxacillinum (sedikit ciut)
11)  Dicloxacillinum (sedikit ciut)
12)  Chlortetracyclini Hydrochloridum(2)
13)  Demethylhlortetracyclini HCI(2)
14)  Minocyclinum(2)
15)  Oxytetracyclini  Hydrochloridum(2)
16)  Tetracyclini Hydrochloridum(2)
17)  Doxyclinum(2)
18)  Bacitracinum(3)
19)  Dihydrostreptomycini Sulfas(3)
20)  Gentamycini Sulfas(3)
21)  Kanamycini Sulfas(3)
22)  Neomycini Sulfas(3)
23)  Novobiocini Sulfas(3)
24)  Polymixini B Sulfas(3)
25)  Streptomycini Sulfas(3)
26)  Vancomycini Hydrochloridum(3)
27)  Viomycini Sulfas(3)

a.       Antasid
        Obat yang menaikkan pH dari cairan lambung, atau disebut pula zat pengikat asam, untuk mengikat asam lambung yang berlebihan seperti pada peptic uler (borok pada lambung atau usus).
Antasid digolongkan dalam:
1.      Sistemik antasid atau antasid terserap.
2.      Nonsistemik antasid atau antasid tak terserap.
Efek antasid adalah temporer dan apabila terputus efeknya akan hilang. Tujuan terapi adalah mencapai pH dari isi lambung menjadi 4-5.
Sistemik antasid mudah larut dan cepat diabsorpsi dan dapat menimbulkan gangguan sistemik elektrolitdan memberi tanda terjadinya alkalosis. Maka itu penggunaan dalam jangka lama dan intensif digunakan non sistemik antasid.
Penggunaan Calsium Carbonas atau Aluminii Hidroksida menyebabkan obstipasi sedangkan penggunaan senyawa Mg menimbulkan laksan.
1)   Alumunii Hydroxydum colloidale
1)   Bismuthi Subcarbonas
2)   Calcii Carbonas
3)   Magnesii Carbonas
4)   Magnesii Oxydum
5)   Magnesii Stearas
6)   Magnesii Trisilicas
7)   Natrii Subcarbonas

a.       Antihipertensi
            Obat yang digunakan untuk menurunkan  tekanan darah tinggi.
Dalam keadaan sehat, aktivitas fisik maupun emosi dapat mengubah tekanan darah sewaktu-waktu. Dengan hipertensi dimaksudkan tekanan darah dalam keadaan sehat melebihi normal, dan ada variasi yang amat besar.
Umumnya diambil sebagai batas normal pada orang dewasa 140 mm Hg sistolik dan kurang dari 100 mm Hg diastolik. Normal tensi 120/80 mm Hg. Hipertensi ringan sampai sedang 160/90 dan 180/105 mm Hg, dan sampai hipertensi yang lebih berat atau ganas adalah diatas 180/105 mm Hg.
Regulasi tekanan darah, adalah suatu sistem yang mengatur tingginya tekanan yaitu Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron, disingkat RAAS. Bila tekanan darah digromeruli menurun, sel ginjal membentuk Renin dan dilepas. Dalam plasma renin bergabung dengan zat protein tertentu menjadi Angiotensin I dan oleh enzim ACE (Angiotensin Converting Enzyme) diubah menjadi  Angiotensin II yang aktif. Angiotensin II berefek vasokonstriktif kuat dan menstimulasi sekresi hormon Aldosteron dan bersifat retensi garam dan air mengakibatkan tekanan darah naik dan volume darah meningkat.
1.      Menghambat enzim ACE (Captopril, Enapapril)
2.      Menghambat reseptor-Angiotensin II (Saralasin)
3.      Menghambat efek Aldosteron (Spironolacton)
4.      Mempengaruhi sekresi Renin (β –blokkers, diuretika, vasodilatansia)
Hipertensi yang tidak diketahui sebabnya disebut hipertensi esensiil.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan hipertensi:
1)   Perubahan dalam pusat pengatur di otak yang berhubungan dengan emosi, ketegangan pikiran atau kesibukan dalam pekerjaan.
2)   Volume pukulan jantung (cardiac output)
3)   Kekenyalan dinding arteri
4)   Terlepasnya neurohormon-neurohormon, antara lain Adrenalin dan Noradrenalin yang berkhasiat menciutkan pembuluh darah perifer hingga tekanan darah naik. Hal ini terjadi waktu gelisah, takut dan sebagainya.
5)   Perubahan aktifitas susunan saraf simpatik mulai dari hipotalamus sampai ujung saraf adrenergik.
6)   Perubahan tonus susunan saraf parasimpatik
7)   Respon jantung dan pembuluh darah terhadap refleks yang berasal dari baroreseptor dalam aorta dan glomens karotikus, penurunan kepekaan pada baroreseptor ini menyebabkan tekanan darah tetap tinggi.
8)   Perubahan viskositas darah
9)   Perubahan sekresi hormon tyroid, hipofisis dan adrenalin. Hiper sekresi dapat menimbulkan hipertensi.
10)     Perubahan sekresi renin dari ginjal.


b.      Antihipotensi
Obat yang digunakan untuk menaikkan tekanan darah rendah
1.      Pholedrini Sulfas
2.      Oktopamina –HCL

c.       Adstringen
Obat yang menciutkan selaput lendir, misalnya:
1.      Pada selaput lendir diusus, sebagai obat diarrhae.
2.      Pada kulit sebagai penyembuh borok (luka).
1)   Aluminii et kali sulfas
2)   Bismithii subcarbonas (pada saluran pencernaan)
3)   Myrrhaa
4)   Plumbi acetas
5)   Tanninum
6)   Zinci sulfas
7)   Tanalbinn

d.      Analgetik-Antipiretik
Analgetik: obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Antipiretik : obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
Jadi Analgetik-antipiretik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala fungsinya memberi tanda adanya gangguan ditubuh seperti, infeksi kuman atau keang otot. Zat ini merangsang, reseptor nyeri yang letaknya pada ujung syaraf bebas di kulit, selaput lendir dan jaringan lain.
                        Sebagai mediator nyeri adalah :
1.    Histamin
2.    Serotonin
3.    Plasmokinin (antara lain Bradikinin)
4.    Prostaglandin

e.       Anti-flatulen
Obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa gembung perut Flatulen atau meteorisma adalah pengumpulan gas didalam lambung atau usus.
Gas didalam usus berasal dari :
1.    Udara yang tertelan (aerophagia)
2.    Gas yang dihasilkan dalam proses pencernaan yaitu fermentasi sisa-sisa makanan
3.    Difusi gas dari darah, terutama CO2 kedalam usus pada gangguan sirkulasi.
Pengumpulan gas dapat menimbulkan keluhan-keluhan kembung perut, nyeri perut, mules, neg.
Gas didalam perut dapat dibuang dengan cara berdahak (belching) sedang  didalam usus dibuang melalui kentut.
Aerophagia sering terjadi pada bayi, yaitu menyedot botol susu yang kosong, menyusu ibu yang tidak keluar asinya.
Makanan kacang-kacangan, kol, lobak menyebabkan pembentukan gas dalam perut.
a.       Antihipertiroid
Obat yang digunakan untuk menekan produksi hormon tiroid pada hiperfungsi kelenjar tiroid (hyperthyroidisme).
Hiperfungsi tiroid menyebabkan penyakit Basedow (goitre),gejalanya antara lain adanya struma (gondok) pada leher dan bola mata menonjol keluar.
1.   Propylthiouracilum
2.   Metylthiouracilum
3.   Carbamizolum
4.   Thiamazolum

b.      Antihipotiroid
Obat yang dipergunakan untuk terapi substitusi dari hipofungsi tiroid, gejalanya ialah mata berbentuk kecil, muka bengkak dan pucat.
1.   Thyroidum
2.   Nartii Levothyroxinum

c.       Antimuntah (antivomiting)
Obat yang digunakan untuk mengurangi/mencegah muntah.
Muntah ini terjadi pada wanita sedang hamil (hyperemesis gravidarum) atau mabuk dalam perjalanan (motionsickmess).
1.   Diphenhydramini theoclas
2.   Methochlorpropamidum
3.   Promethazini theoclas
4.   Prochalorperazinum
5.   Perphenazinum
6.   Thiethylperazinum

d.      Oksitosid
         Obat yang digunakan untuk merangsang otot polos uterus dan kelenjar susu (mammae). Fungsi khasiatnya adalah kontraksi uterus dan stimulasi mulainya  laktasi.
                        Penggunaan dalam obstetrika (ilmu kebidanan):
1.   Menstimulir mulai his, bila ada kelemahan his.
2.   Setelah bersalin, mencegah perdarahan yang banyak.
a)      Ergometrini Maleas
b)      Ergotamini Tatras
c)      Secale Cornutum dan sediaannya.
d)     Oeksytocinum

e.       Antirheumatik (Anti inflamatory analgesic)
            Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit rheumatik. Rematik merupakan gabungan macam-macam penyakit yang semua ditandai rasa nyeri, bengkak, kekakuan, dan fungsi alat penggerak terganggu yaitu persendian dan sewaktu-waktu otot rheumatik sendi disebut jicht.
                        Yang sering ialah :
1.   Artrosis, biasannya tanpa radang
2.   Artritis rematoid, dengan radang
3.   Artritis urica, disebut ecok
4.   Spondilitis ankylopoetica, terjadi radang tulang punggung

Yang jarang terjadi ialah :
1.   Artitris septik, rema akut, karena persendian terinfeksi oleh bakteri.
2.   Rema bagian empuk, meliputi tulang rawan.
Artrosis deformans adalah cacat persendian yang disebut pula osteo artrosis atau osteo artritis merupakan degenerasi tulang rawan dengan pembentukan tulang baru disertai peradangan ringan. Rema bagian empuk juga termasuk penyakit degeneratif. Artritis reumatoid, disebut rematik atau rema, dan merupakan penyakit persendian yang menahun. Persendian jari-jari, pergelangan tangan dan kaki yang terserang penyakit ini sukar digerakan pada pagi hari.
Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit rheumatik ialah :
1.        Acidum flufenamicum.
2.        Acidum metiazinicum.
3.        Acidum nifkumicum.
4.        Allupurinol.
5.        Apazonum.
6.        Benzydemini hydrochloridum.
7.        Buculonum.
8.        Colchininum.
9.        Cortisoni acetas.
10.    Dexamethasonum.
11.    Dhiclophenoc.
12.    Hydrocortisonum.
13.    Hydrocortisoni acetas.
14.    Ibuprofenum.
15.    Indomethacinum.
16.    Keto-phenylbutazonum.
17.    Phenylbutazonum.
18.    Pinoxicom.
19.    Prednisolonum.
20.    Prednisonum.
21.    Predsol.
22.    Probenecid.
23.    Oxyphenbutazonum.
24.    Triyamci
f.       Antiseptik
Obat yang digunakan untuk meniadakan atau mencegah keadaan septis. Obat ini dapat bersifat bakterisid (membunuh kuman) atau bakteriostatik mencegah pertumbuhan bakteri. Arti septis ialah busuk. Jadi obat yang mencegah luka menjadi busuk. Zat yang mencegah rusaknya atau busuknya bahan makan atau sediaan farmasi disebut conservans (zat pengawet , preservative agent).
1.        Acidum benzoicum.
2.        Acidum boricum.
3.        Acidum lacticum.
4.        Aethacidini lactas.
5.        Argenti nitras.
1.        Argenti proteinicum.
2.        Benzyl alcoholum.
3.        Bismuthi subgallas.
4.        Calaminum.
5.        Creolinum.
6.        Creosotum.
7.        Cresolum.
8.        Cresoli solutio saponatum.
9.        Formaldehydi solutio.
10.    Hexachlorophenum.
11.    Hydrargyri aminochloridum.
12.    Hydrargyri bichloridum.
13.    Hydrargyri peroxydum.
14.    Ichthamolum.
15.    Iodum.
16.    Merbrominum.
17.    Natrii tetraboras.
18.    Nitrofurantoinum (untuk saluran kemih)
19.    Oleum cadinum.
20.    Pix liquida.
21.    Phenolum.
22.    Phenolum liquifactum.
Sebagai antiseptik dapat pula digunakan antibiotik dan anti bakteri.

a.       Antitusif
          Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit batuk.
Obat batuk dibagi dalam dua golongan besar ialah :
1.    Ekspektoransia
Mempertinggi sekresi dari saluran pernafasan dan atau mencairkan liak sehingga mudah digunakan.
Ekspektoransia dibagi dalam dua kelompok :
a)    Zat-zat pencair liak (bronchial secretolyk) = mukolitik.
b)   Zat-zat pengeluar liak (broncial secremotoric).
1)        Ammonii chloridum (A.I)
2)        Bronhexini hydrochlorodium (A.I)
3)        Glyceliris guaiacolas (A.I)
4)        Ipecacuanhae (A.I)
5)        Kalii Sulfoguaiacolas (A.I)
6)        Kalii iodidum.(A.I)
7)        Serphyli herba  (A.I)
8)        Creosotum (A.I)
9)        Lobeliae herba (A.2)
10)    Comphora (A.2)
11)    Ephedrini hydrochloridum (A.2)
12)    Liquiritiae succus/radix (A.2)
13)    Cardiazolum (A.2)


b.      Zat-zat pereda batuk
Zat-zat ini mengerem rangsang batuk, dan titik tangapnya dapat sentral, dapat perifer.
Zat pereda batuk sentral (zat pengerem rangsang batuk).
1)        Codeinum dan garamnya (narkotik).
2)        Aethylmorphini hydrochloridum (narkotik).
3)        Opii pulvis compositus (narkotik).
4)        Dihydrocodeinonum (decodid,narkotik)
5)        Clobutinolum
6)        Clofedanolum.
7)        Dextromethorphani hydrobromidum.
8)        Noscapinum.
9)        Normethadonum.
10)    Oxolamini citras.
11)    Pentoxyverinum.

Zat pereda batuk perifer.
1)        Benzonatatum.
2)        Natrii dibunas.

c.       Hematinik
Obat yang digunakan untuk menstimulasi atau memperbaiki proses pembentukan sel-sel darah merah. Disebut pula sebagai pembentuk darah.
            Anemia, ialah penyakit kurang darah, yaitu keadaan dimana kuantitas darah tidak normal.
                        Anemia disebabkan oleh :
1.      Perdarahan yang banyak.
2.      Pemusnahan abnormal dari sel darah merah.
3.      Pembentukan hemoglobin dan sel darah merah yang tidak mencukupi disebabkan beberapa faktor ensensil dalam makanan.
                       
                        Anemia ada beberapa jenis :
1.    Anemia hypochroom atau ferriprive disebabkan kekurangan besi, disebut pula anemia primer.
2.    Anemia hyperchrom, atau megaloblaster yang disebaba oleh defisiensi vit B12 atau asam folat disebut pula anemia sekunder.
1.   Acid folicum (b. sekunder)
2.   Cyanocobalamin= vit B12 (b.sekunder)
3.   Ferrosi fumarat (a.primer)
4.   Ferrosi lactas (a.primer)
5.   Ferrosi sulfas (a.primer)
6.   Ferrosi chloridum, ex temporair(a.primer)
7.   Ferrrosi lodidum, ex temporair (a.primer)
8.   Ferrosi carbonas, ex temporair (a.primer)

d.      Kontraseptik oral
Adalah obat yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Sering disebut pil anti hamil.
            Cara bekerjanya ialah:
1.        Perintang ovulasi, yaitu merintangi pelepasan telur dari ovarium ke uterus, dengan demikian tidak terjadi pembuahan.
2.        Pengentalan lendir cervic, cervic tertutup oleh sumbat lendiryang kental dan liat, hingga sperma tidak dapat masuk rahim.
3.        Endometrium, hanya berkembang sedikit dan terjadi sedikit berpoliferasi, tidak mengalami fasa sekresi, tetapi mnyusut (atrofia), maka tak terjadi implantasi telur.
4.        Menghambat kecepatan bergeraknya sperma dalam saluran telur.
Metode lain untuk mencegah kehamilan ialah:
1.        Dengan alat mekanis seperti kondom untuk laki-laki dan pessarium untuk wanita.
2.        Dengan sediaan-sediaan spermicid
       Sebagai spermicid digunakan Fenilmerkuri Nitrat dalam tablet vaginal (Durafoam) dan Nonoksinol dalam creme, jelly, tablet vaginal atau spray busa vaginal (Delfen, Pantetex, Rendell).
3.        Dengan alat dalam rahim yaitu I.U.D. = Intra Uterineconctraceptive Devices. I.U.D. ialah alat dari plastik berupa spiral atau huruf T.
4.        Sterilisasi:
Untuk wanita = tubektomi
Untuk pria = vasektomi
BAB III
PENUTUP
1.1     Kesimpulan
                        Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis obat dalam praktik kebidanan  meliputi obat-obat  jenis  Antihipotensi, Adstringen,  Analgetik-Antipiretik, Anti-flatulen , Antihipertiroid, Antihipotiroid, Antimuntah (antivomiting), Oksitosid, Antirheumatik (Anti inflamatory analgesic), Antiseptik , Antitusif , Zat-zat pereda batuk, Hematinik dll.
             Selain itu, penggolongan obat juga dibagi menjadi 4 golongan yaitu: obat yang dapat dijual bebas, obat yang termasuk dalam golongan obat bebas terbatas, obat keras, obat narkotik. Selain itu, diawasi pula penggunaan obat/bahan psikotropik. Yang disebut obat bebas yaitu obat yang tidak digolongkan sebagai obat keras, obat psikotropik, obat narkotik maupun obat bebas terbatas. Penggolongan obat tersebut digunakan untuk mengawasi penggunaan obat oleh rakyat serta untuk menjaga keamanan penggunaannya.
                        Faktor yang mempengaruhi khasiat obat yaitu akibat perbedaan cara dan tipe kerja obat, respon terhadap obat sangat bereaksi. Faktor selain karakteristik obat juga mempengaruhi kerja obat. Begitu juga,obat yang sama dapat menimbulkan respon yang berbeda pada klien yang berbeda.
1.2     Saran
Dengan adanya jenis dan penggolongan obat dapat mempermudah pekerjaan seorang petugas kesehatan dalam memberikan obat kepada pasien sesuai kebutuhan pasien. Dengan mengetahui faktor yang mepengaruhi khasiat obat dapat menjadi acuan petugas kesehatan dalam bekerja.

0 komentar:

Posting Komentar